Equipment Indonesia, Jakarta – Seratus unit excavator Kobelco SK200-10 dikerahkan untuk mendukung program ketahanan pangan di daerah Kalimantan Tengah. Alat-alat berat itu terlibat dalam proyek strategis nasional tersebut melalui PT. Aninditha Kaharya Anugrah (AKA). Penandatanganan kontrak pembelian 100 unit excavator Kobelco SK200-10 itu dilakukan oleh Masao Katsuki selaku President Director PT Daya Kobelco Construction Machinery Indonesia dengan Joinerri Kahar selaku Owner PT Anindhita Kaharya Anugrah (AKA) di Jakarta, Rabu (12/3/2025).
PT Aninditha Kaharya Anugrah akan mengoperasikan excavator-excavator Kobelco tersebut untuk pengelolaan lahan gambut di Kabupaten Dadahup, Kalimantan Tengah. Proyek ini merupakan bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN) di bidang ketahanan pangan melalui optimalisasi lahan pertanian.
Owner AKA, Joinerri Kahar, seusai acara penandatanganan kontrak pembelian, mengungkapkan bahwa excavator Kobelco SK200-10 kelas 20 ton dikenal memiliki efisiensi bahan bakar dan daya tahan tinggi. “Kami memilih excavator Kobelco karena power-nya bagus, engine-nya bertenaga serta efisien. Tidak hanya itu, unit-unit excavator Kobelco juga low cost maintenance,” ujarnya.
Joinerri menambahkan, produk-produk Kobelco juga didukung dengan mekanik, dan suku cadang yang mudah ditemukan di lokasi pengerjaan lahan. “Ini yang membuat pihak kami merasa aman. Seandainya ada masalah dengan unit-unit excavator tersebut di lapangan, akan mudah diatasi,” tukasnya.
Turut hadir dalam acara penanganan kontrak pembelian ini Vice President Director PT Daya Kobelco Construction Machinery Indonesia, Yushi Sandidarma. Pria yang akrab disapa Yushi ini membenarkan bahwa produk-produk Kobelco memiliki banyak kelebihan, dan salah satu keunggulannya yang paling menonjol adalah efisiensi bahan bakar.
Joinerri menambahkan, proyek ketahanan pangan di daerah Kalimantan Tengah ini mendapat dukungan dari berbagai pihak, termasuk Kementerian Pertanian dan aparat setempat, seperti TNI dan Aparatur Sipil Negara (ASN), yang turut serta dalam pengamanan dan pengelolaan proyek. “Kami yakin program ini akan berhasil dengan baik. Ini adalah cita-cita utama Presiden Indonesia dalam mencapai swasembada pangan dan energi yang perlu kita dukung,” ujarnya.
Proses penggarapan lahan pada lokasi proyek ketahanan pangan di Kalimantan Tengah ini sudah berlangsung sejak September 2024, dengan kontrak yang diperoleh pada Februari tahun yang sama. Optimalisasi lahan diharapkan mampu menambah volume panen padi, sehingga bisa memberikan dampak positif bagi ketahanan pangan nasional. #
