Equipment APP.
Aftermarket Engine Top News

Apa Upaya Weichai Hapus Stigma Negatif Mesin China di Indonesia

Ilustrasi salah satu produk engine Weichai yang dipamerkan di Jakarta baru-baru ini (Foto: EI)

Salah satu persoalan utama dari hampir semua produk China di Indonesia adalah layanan purna jual yang buruk. Ini sudah menjadi keluhan umum di pasar. Di segmen alat berat, contohnya, banyak mesin mengalami waktu henti (downtime) yang lama karena ketiadaan suku cadang. Kalau pun spare parts tersedia dengan nomor seri yang sama, namun tidak ada jaminan suku cadang itu dapat dipasang pada unit yang bermasalah. Bahkan suku cadang yang dicopot dari model mesin yang persis sama pun belum tentu pas ketika dipasang pada alat yang rusak itu.

Menyadari penting layanan purna jual yang baik untuk menjaga kelancaran operasi dan masa pakai mesin yang lebih lama, produsen engine Weichai menunjuk dealer khusus untuk penyediaan spare parts untuk seluruh produknya di Tanah Air. Tugas utama perusahaan ini adalah menyediakan suku cadang untuk produk-produk engine Weichai di Indonesia.

Viya Lie, Director PT Mitra Weitek Makmur (Kredit foto: EI)

PT Mitra Weitek Makmur yang berkantor di bilangan Jakarta Barat ditunjuk oleh Weichai untuk menyediakan berbagai suku cadang untuk produk-produk engine Weichai di Indonesia. Perusahaan ini hanya bertanggung jawab untuk menjual engine dan penyediaan suku cadangnya, seperti tercermin pada tagline-nya: “One Stop Spare Parts Solution”. 

Direktur PT Mitra Weitek Makmur, Viya Lie, mengatakan perusahaan yang dipimpinnya menyediakan berbagai suku cadang untuk mesin-mesin Weichai yang dipasang pada alat-alat berat yang beroperasi baik di tambang batu bara di Kalimantan dan Sumatera, tambang nikel di Sulawesi, maupun alat-alat yang beroperasi di perkebunan-perkebunan di wilayah Sumatera. 

Viya Lie mengakui secara jujur mengenai stigma yang melekat pada hampir semua produk China di Indonesia, yang tidak didukung oleh layanan purna jual yang mumpuni. Namun, PT Mitra Weitek Makmur bersama-sama dengan para principal berjuang dan bekerja tiada henti untuk memperbaiki dan mengatasi tata kelola layanan purna jual. 

Baca Juga :  Mengapa Dayasakti Tertarik Pasarkan Excavator LOVOL?

“Kita tidak bisa memungkiri bahwa kita memang punya kelemahan. Kita harus terima itu. Tetapi sembari kita dengar, kita terima, kita coba cari tahu apa masalahnya. Apa yang salah dengan kita? Kita terus melakukan perbaikan, dan stigma itu akan berkurang. Selama kita memberikan bukti-bukti, seiring waktu, tudingan itu akan lenyap dengan sendirinya,” jelas Viya Lie. 

Menurutnya, persoalan suku cadang sebetulnya sudah diantisipasi sejak awal, terutama di Weichai. Sebab, pada saat satu unit mesin sudah dikirim ke Indonesia, pada saat bersamaan spare parts juga ikut dikirim. Padahal, sebagai produk baru, mesin itu belum memerlukan suku cadang. Dan, pengiriman spare parts akan disesuaikan dengan jumlah mesin yang beroperasi di Indonesia. Begitu mesin sudah beroperasi di lapangan, stok suku cadangnya juga sudah tersedia di dealer. “Kita harus menyetok. Itu risiko kita. Pada saat pelanggan butuh, barangnya sudah ada,” kata Viya Lie. 

Sementara untuk servis, Viya Lie mengaku perusahaannya tidak menyediakan tenaga mekanik. Namun, pihaknya tetap dapat menerima keluhan dan permintaan mekanik dari para pelanggan, di mana pun mereka berada. Biasanya permintaan servis itu akan diteruskan kepada principal Weichai. Para teknisi Weichai sendiri yang akan menindaklanjuti permintaan itu nantinya, termasuk bila memang harus mengirim mekanik ke lokasi kerja customer.

Dengan pelayanan seperti itu, baik ketersediaan suku cadang maupun pelayanan permintaan tim mekanik, Viya Lie berharap stigma buruk tentang ASS produk-produk China, terutama Weichai, di Indonesia perlahan-lahan bisa hilang. Diharapkan, semua brand China juga melakukan hal yang sama. Dengan begitu, produk-produk China tidak hanya unggul dalam jumlah di Indonesia tetapi juga dalam hal layanan purna jual yang mumpuni. #

Berita Terkait