Apa yang terbersit dalam pikiran Anda ketika menyebut drone? Mungkin Anda membayangkan alat sekecil telapak tangan yang belakangan ini ramai digunakan untuk mengambil foto dari udara. Faktanya, drone memiliki beragam ukuran dan kegunaannya pun bermacam-macam. Drone, misalnya, bisa menjelma sebagai kendaraan udara tak berawak yang dapat menjalankan berbagai pekerjaan, seperti melakukan survei, menyiram obat pemberantas hama atau pupuk, hingga mengangkut barang dan orang. Drone seperti ini tentu saja memiliki ukuran yang lebih besar sesuai dengan aplikasinya.
Adalah Prestige Corp, Image Aviation yang memperkenalkan drone berukuran bongsor yang dapat digunakan untuk menjalankan berbagai tugas. Ditampilkan untuk pertama kalinya pada pameran Konstruksi Indonesia pada awal November 2023 di Jakarta International Expo, Kemayoran, Jakarta, drone yang mengusung nama Ehang 216 ini menyedot perhatian para pengunjung karena bentuknya yang unik, yakni menyerupai helikopter mini.
Ehang 216 memiliki tinggi (termasuk roda pendarat) 1,77 meter dengan total lebar 5,61 meter. Kapasitas muatan bisa mencapai (maksimal) 220 kilogram dengan jarak terbang 35-65 kilometer dalam kapasitas muatan maksimal. Sementara waktu terbang hanya 21-40 menit dengan kecepatan 130 kilometer per jam. Spesifikasi lain, panjang baling-baling Ehang 216 adalah 1,6 meter, jarak poros motor vertikal 4.016 milimeter. Sementara panjang saat dilipat 2,4 meter dan lebar dilipat 1,9 meter.
Ehang 216 memiliki delapan lengan yang berada di empat sudut. Masing-masing sudut terdiri dari dua lengan. Setiap lengan memiliki dua baling-baling. Atas dan bawah. Jadi, total ada 16 baling-baling. Di kokpit ada dua kursi tempat duduk. Artinya, drone Ehang 216 ini bisa dipakai untuk mengangkut manusia.
Drone Ehang 216 dirancang untuk dapat melakukan bermacam-macam aktivitas, mulai dari memantau baik proyek pertambangan maupun konstruksi, kargo untuk mengangkut barang dengan kapasitas tertentu, hingga berfungsi sebagai ambulans udara.
Majalah Equipment Indonesia sempat berbincang-bincang dengan pilot Ehang 216, Masagung Wisnumurti di sela-sela pameran tersebut, Rabu (1/11/2023). Mereka menyebut alat ini sebagai Autonomous Aerial Vehicle. “Kita bisa mengangkut orang dan kargo. Kita juga bisa memfungsikannya sebagai fire fighting dan sebagai ambulans,” jelasnya.
Drone Ehang 216 bisa juga dipakai untuk kepentingan pertambangan, seperti untuk keperluan survei. “Orangnya bisa melihat daerah pertambangan. Menggunakan Ehang 216 ini sangat efektif di lokasi pertambangan dibandingkan jika menggunakan helikopter,” ujar Masagung.
Helikopter membutuhkan banyak bahan bakar (fuel). Sementara Ehang 216 cukup menggunakan baterai, sehingga jauh lebih hemat, lebih murah, dan dapat menekan biaya produksi, terutama fuel, sebagai salah satu komponen utama biaya operasional dunia pertambangan.
Masagung menjelaskan bahwa Ehang mengeluarkan model tersendiri untuk aplikasi sektor konstruksi, yaitu Ehang Falcon. Drone konstruksi ini dapat dimanfaatkan untuk memantau proyek, daerah sekitar proyek, dan untuk patroli udara. Hanya saja, alat ini belum bisa ditampilkan pada pameran ini.
Selain lebih murah dan hemat, keunggulan lain dari drone ini adalah mudah dibawa dan dimobilisasi ke mana-mana. Sebab, alat ini ini bisa dilipat. Meski memiliki banyak lengan, Ehang 216 bisa dilipat sehingga mudah dibawa ke mana-mana. Setelah dilipat, lebar keseluruhan hanya menjadi dua meter. Dengan ukuran seperti itu, Ehang 216 dapat diangkut dengan kendaraan on the road yang tidak terlalu besar.
Cara mengoperasikan Ehang 216 pun mudah. Namun, Masagung mengingatkan bahwa salah satu syarat utamanya adalah daerah tempat drone ini bekerja harus memiliki jaringan sinyal yang kuat supaya dapat menjalankan misinya degan berhasil. Prinsipnya, Ehang 216 bisa dioperasikan di mana saja menggunakan teknologi 4G dan 5G. @