Garap Bisnis Rental Alat Berat, Widiant Jaya Kreanindo Gelar IPO

Manajemen PT Widiant Jaya Kreanindo Tbk (WJK), calon emiten di bidang jasa sewa alat berat  beserta operator, melakukan penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) sebanyak 400 juta saham baru pada Selasa (04/6/2023) di Bursa Efek Indonesia (BEI). Saham WJK bernominal Rp5 per lembar dicatatkan dan mulai diperdagangkan di BEI pada 10 Juli 2023.

Menggarap bisnis rental alat berat, PT Widiant Jaya Kreanindo Tbk menggelar penawaran umum perdana untuk mencari modal guna menambah armada peralatan. Perseroan ini menyewakan beragam jenis peralatan, termasuk berbagai tipe crane. Foto: WJK

Semakin pesatnya pertumbuhan proyek-proyek konstruksi paska pandemi Covid-19 menggairahkan bisnis persewaan alat berat. Untuk mengantisipasi lonjakan pemintaan barang-barang modal tersebut, PT Widiant Jaya Kreanindo Tbk (WJK), yang bergerak di bisnis penyewaan alat berat, melakukan penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) sebanyak 400 juta saham baru pada Selasa (04/6/2023) di Bursa Efek Indonesia (BEI). Saham WJK bernominal Rp5 per lembar dicatatkan dan mulai diperdagangkan di BEI pada 10 Juli 2023.

Menurut manajemen WJK dalam informasi tambahan prospektus, dikutip Jumat (07/7/2023), jumlah saham perseroan yang ditawarkan mewakili 25% dari modal ditempatkan dan disetor WJK setelah IPO saham. Harga saham WJK yang ditawarkan kepada publik ditetapkan sebesar Rp100 per saham baru. Artinya, dana segar yang diraup WJK dari IPO saham mencapai Rp40 miliar.

Bersamaan dengan IPO saham, WJK juga menerbitkan sebanyak 420 juta waran seri I atau sebanyak 35% dari modal ditempatkan dan disetor perseroan. Setiap pemegang 20 saham baru berhak memperoleh 21 waran seri I, dimana setiap pemegang satu waran seri I berhak membeli satu saham baru perseroan dengan harga pelaksanaan Rp120 per unit. Total dana yang didapat perseroan dari waran seri I sebesar Rp50,40 miliar dengan asumsi seluruh pemegang saham hasil IPO melaksanakan seluruh waran seri I tersebut.

Dana IPO saham, setelah dikurangi biaya-biaya emisi akan digunakan sebesar 58,36% atau sekitar Rp22,2 miliar untuk pembelian alat berat dari pihak ketiga dalam rangka menambah kapasitas dan diversifikasi bisnis penyewaan alat berat.

Secara rinci, perseroan akan membeli satu unit Excavator (merek Kobelco) berkapasitas 50 ton, satu unit Excavator (merek Kobelco) kapasitas 200 ton, tiga unit Rough Terrain Crane (merek Kobelco/Kato/Tadano) kapasitas 25 ton, satu unit Rough Terrain Crane (merek Kobelco/Kato/Tadano) kapasitas 35 ton, satu unit Rough Terrain Crane (merek  Kobelco/Kato/Tadano) kapasitas 50 ton, satu unit Rough Terrain Crane (merek Kobelco/Kato/Tadano) kapasitas 60 ton, satu unit Loader Crane (merek Kobelco/Kato/Tadano) kapasitas 8 ton, dan dua unit Scissor Lift (merek Genie/Zoomlion).

Baca Juga :  Truk bertenaga hidrogen Liebherr, T 264, tiba di lokasi operasi

Sisa dana IPO saham sebesar 41,64% atau sebesar Rp17,8 miliar akan digunakan untuk pembiayaan kebutuhan operasional sehari-hari. Demikian pula dana yang diperoleh perseroan dari pelaksanaan waran seri I, akan digunakan seluruhnya untuk pembiayaan kebutuhan operasional.

Perseroan saat ini sedang dalam proses pemilihan vendor untuk pembelian alat-alat berat tersebut. Vendor-vendor yang akan dipilih merupakan pihak-pihak yang tidak terafiliasi dengan perseroan.

WJK didirikan pada Agustus 2016. Secara umum, perseroan menyewakan rough terrain crane, mobile crane, dan loader crane (salah satu varian alat berat dengan keunikan yakni dikendalikan kabel atau bertenaga hidrolik).

Penggunaan crane utamanya adalah untuk memindahkan atau mengangkat benda-benda berat. Barang-barang berat itu dipindahkan secara horizontal dengan diayunkan atau dipindahkan dari satu tempat ke tempat lain.

Selain crane, PT Widiant Jaya Kreanindo Tbk juga menyewakan peralatan konstruksi, seperti berbagai model excavator Kobelco. Foto: WJK

Selain jenis crane, perseroan juga menyewakan excavator, yaitu salah satu varian alat berat yang pada umumnya digunakan pada sektor konstruksi, pertambangan dan perkebunan, namun dapat pula digunakan untuk kegiatan dalam skala besar serta plat kapal yaitu alat yang biasa digunakan sebagai tatakan/alas pada proyek.

Alat berat yang saat ini dimiliki perseroan antara lain rough terrain crane 25 ton Kobelco RK 250-5, rough  terrain crane 25 ton Tadano Crevo TR 250- 6, rough terrain crane 25 ton Kato KR 25H-V7, rough terrain crane 50 ton Kobelco RK 500-2, rough terrain crane 60 ton Tadano GR 600N-1, rough terrain crane 25 ton Tadano Crevo RK 250M-7, mobile crane 25 ton Sany STC 250, loader crane 8,2 ton Tadano TM-ZT825H, excavator Kobelco SK50P-6 (Bucket + Breaker), excavator Kobelco SK75P-8 (Bucket + Breaker) dan excavator Kobelco SK200XDL-10.

Baca Juga :  Deutz Pasok Engine Untuk SANY

Rough Terrain adalah mobile crane yang terpasang pada sebuah mesin penderek beroda empat (under carriage) yang didesain secara khusus untuk medan offroad dan pekerjaan pengangkatan. Biasanya, crane ini ditenagai mesin tunggal dan tidak dapat menempuh jarak jauh seperti all terrain crane, sehingga crane jenis ini membutuhkan dukungan yang lebih besar untuk mobilisasi maupun demobilisasi.

Loader Crane adalah jenis mobile crane yang terpasang pada sebuah truk pengangkut yang mampu berjalan dengan kecepatan tertentu di jalan umum atau medan yang sulit, seperti di lokasi konstruksi/operasi. Jenis mobile crane ini dilengkapi dengan sistem kemudi crab steering. Keunikan tipe mobile crane ini terletak pada fleksibilitas dan kapasitasnya yang mampu mengangkat 1300-1500 ton.

Mobile Crane merupakan sebuah crane pemindah barang yang ditenagai secara hidrolik dan terpasang pada sebuah truk atau trailer dan digunakan untuk bongkar muat barang. Perseroan saat ini memasarkan jenis crawler excavator dan wheeled excavator Kobelco kelas 5 ton, 7,5 ton dan 20 ton yang pada umumnya digunakan pada sektor konstruksi dan perkebunan, namun dapat pula digunakan untuk kegiatan bukan dalam skala besar. Sedangkan dalam skala yang lebih besar, para pelaku industri konstruksi pada umumnya menggunakan excavator pada kelas 50 ton.

Untuk produk excavator kelas 5 ton, perseroan memiliki produk excavator Kobelco SK50P–6 yang memiliki keunggulan dapat digunakan pada proyek yang memiliki lokasi kecil. Sebagai contoh, excavator ini banyak digunakan dalam proyek-proyek yang berada di dalam kota untuk membenahi jalan raya. Dengan dimensi yang ringkas, mesin mini tidak terlalu menghalangi lalu lintas di sekitarnya.

Selain excavator dengan kapasitas 5 ton, perseroan juga memiliki excavator Kobelco kelas 7,5 ton (SK75-8). Mesin pengeduk ini juga punya postur dalam kategori kecil, namun memiliki kapasitas bucket yang lebih besar dari excavator kelas 5 ton. Itu sebabnya SK75-8 sering juga digunakan dalam proyek-proyek konstruksi skala kecil maupun besar. Selain mengenakan bucket, perseroan melengkapi excavator kelas 7,5 ton ini dengan breaker yang dapat digunakan untuk pekerjaan penghancuran batu, beton maupun yang lainnya.

Perseroan juga memiliki excavator Kobelco kelas 20 ton (SK200-10). Excavator model ini lebih sering digunakan dalam proyek-proyek skala yang lebih besar, baik di sektor konstruksi, quarry maupun tambang batubara dan nikel. Karena dimensi excavator ini besar, maka kapasitas bucket-nya pun lebih besar sehingga dapat mempercepat proses penggalian di lokasi kerja.

Baca Juga :  Chandra Asri Dukung Regulasi TKDN di Sektor Otomotif

Dari sisi prospek usaha, pertumbuhan PDP sektor konstruksi mengalami kenaikan setelah mengalami kontraksi pada 2020 karena pandemi Covid-19. Infrastruktur masih menjadi tulang punggung dan salah satu pendorong utama di pasar konstruksi tahun 2022 dengan nilai konstruksi diperkirakan mencapai Rp107,15 triliun.

Pemerintah mengandalkan sektor swasta untuk mengambil bagian dalam pengembangan, pembiayaan dan pengelolaan proyek-proyek infrastruktur besar. Proyeksi pertumbuhan ekonomi itu didorong oleh pertumbuhan sektor konstruksi yang diperkirakan mencapai kisaran 6,0%-6,8% pada tahun 2022. Pertumbuhan sektor konstruksi diyakini akan memberikan kontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi karena memiliki multiplier effect terhadap sektor-sektor lain.

Untuk mendukung kelancaran perkembangan jasa konstruksi di Indonesia dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) akan melakukan relaksasi untuk memudahkan izin berusaha. Salah satu syarat yang akan direlaksasi adalah perubahan reference asset dari tiga tahun menjadi 10 tahun. Relaksasi ini sekaligus menjawab keresahan para pengusaha konstruksi yang tergabung dalam Gabungan Pelaksana Konstruksi Nasional Indonesia (GAPENSI).

Produksi alat berat nasional sepanjang tahun 2022 tercatat sebanyak 8.826 unit atau tumbuh 30,9% dibandingkan tahun 2021 sebanyak 6.740 unit. Produksi alat berat tahun lalu mencetak rekor tertinggi sejak tahun 1999, di mana kala itu produksi baru sebanyak 726 unit dalam setahun. Hal ini menunjukkan prospek positif pasar alat konstruksi di Indonesia pada tahun mendatang. Ini ditandai dengan makin banyaknya perusahaan-perusahaan alat berat di Indonesia untuk mengantisipasi kenaikan kinerja penjualan alat berat.

Pasar konstruksi Indonesia juga diperkirakan memiliki pertumbuhan CAGR sebesar 4% dari tahun 2022 sampai dengan tahun 2028. Nilai proyek konstruksi Indonesia diperkirakan mencapai Rp157,47 trilliun. Pertumbuhan ini disebabkan oleh perkembangan di sektor perumahan dan industri. Demikian pula kecenderungan di bidang hotel, retail, dan perkantoran mulai menunjukkan kenaikkan dibandingkan dengan tahun 2021. Hal ini juga diprediksi akan menunjang konstruksi pada tahun-tahun mendatang.

Pembangunan infrastruktur gencar dilakukan Kementerian PUPR untuk meningkatkan daya saing bangsa. Pada 2022, Pemerintah terus mendorong pihak swasta untuk melakukan Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) untuk meringankan APBN atau APBD. Diperkirakan terdapat 30 proyek KPBU pada tahun 2022 dan nilainya sekitar Rp332,59 triliun. EI