Mengapa IKN bisa mempelopori pembangunan perkotaan yang berkelanjutan di Asia Tenggara?

Indonesia dapat berkontribusi pada ambisi keberlanjutan Ibu Kota Nusantara  (IKN) sejak awal dengan memanfaatkan peralatan konstruksi bebas emisi dalam pembangunannya. Dengan adanya perhatian global, ini adalah kesempatan tepat untuk menunjukkan cara teknologi canggih dapat menciptakan sebuah ibu kota negara yang bersih (net-zero), menjadi contoh global untuk pembangunan perkotaan pada masa yang akan datang.

Compact Wheel Loader L25 Electric sudah diluncurkan di Indonesia pada 11 September 2024 di Magelang, Jawa Tengah. Kredit foto: EI

Babak baru Ibu Kota Nusantara (IKN) sudah dimulai. Presiden Joko Widodo, akrab disapa Jokowi, merayakan HUT Kemerdekaan Indonesia yang ke-79 di ibu kota negara Republik Indonesia yang baru itu. IKN dibangun dengan konsep yang sama sekali berbeda dari pembangunan kota-kota lainnya di Indonesia. Pembangunan IKN fokus pada keberlanjutan (sustainability). Kota ini, rencananya, hanya akan menggunakan kendaraan-kendaraan listrik untuk mobilitas warga dan juga barang. Jumlah penduduknya pun akan dibatasi. Semuanya ini membantu mendorong transisi menuju masa depan nol karbon.

Pemerintah Indonesia sudah berkomitmen untuk mencapai Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060, dan saat ini terus berupaya meningkatkan target pengurangan emisinya. Pembangunan IKN akan menjadi kota percontohan pengembangan perkotaan yang bersih dari emisi karbon di Indonesia. Bagi masyarakat Indonesia, kota baru ini lebih dari sekadar pembangunan kembali fisik Jakarta. Ini adalah kesempatan untuk memikirkan kembali makna ibu kota, dan cara ibu kota harus dibangun.

Mengingat Nusantara bertujuan menjadi kota percontohan nol bersih, maka terdapat peluang untuk mewujudkan komitmen keberlanjutannya sebaik mungkin dengan menggunakan peralatan konstruksi bebas emisi dalam pembangunannya.

Kabar baiknya adalah mesin konstruksi bebas emisi sudah tersedia di pasar Indonesia. Pada tahun 2023, Volvo Construction Equipment (Volvo CE) sudah meluncurkan dua alat berat listrik pertamanya di Indonesia, Compact Excavator ECR25 Electric dan Compact Wheel Loader L25 Electric. Mesin-mesin seperti ini dapat mendukung berbagai pembangunan infrastruktur yang sedang berjalan dan berkontribusi pada tahap ketiga pembangunan Ibu Kota Nusantara, yang akan berfokus pada keberlanjutan. Proyek ini akan mengupayakan netralitas karbon, dengan teknologi pintar dan fitur ketahanan iklim yang terintegrasi sejak awal. Pemerintah akan memanfaatkan sumber energi seluruhnya dari energi terbarukan, mendedikasikan 10% lahannya untuk produksi pangan, dan memastikan 80% perjalanan dilakukan dengan sarana transportasi umum, bersepeda, atau berjalan kaki.

Baca Juga :  ITU Serahkan 5 Unit Mesin VCRM A60H kepada PT Wahana Bandhawa Kencana

Menggunakan mesin-mesin konstruksi listrik untuk membantu membangun Ibu Kota Nusantara dapat memperkuat komitmen Indonesia untuk menjadi pusat manufaktur kendaraan listrik (EV) di kawasan ini.

Pemerintah Indonesia memiliki roadmap yang jelas untuk menggunakan cadangan nikelnya yang besar untuk mengembangkan industri EV lokal, dengan larangan ekspor mineral (komponen penting baterai) pada tahun 2020 dengan mewajibkan proses pemurnian di dalam negeri. Selain itu, sekarang pemerintah gencar  mencari investor-investor global untuk mendirikan pabrik-pabrik baterai dan mobil EV di Indonesia.

“Rangkaian alat konstruksi listrik Volvo CE memungkinkan para pemerintah dan dunia bisnis untuk mengoperasikan mesin-mesin yang lebih ramah lingkungan dan hampir tanpa suara di proyek-proyek infrastruktur utama. Ibu Kota Nusantara akan menjadi kantor pusat pemerintahan yang baru di Indonesia, menjadi pusat inovasi dan pembelajaran yang penting, dan pusat ekonomi penting untuk teknologi canggih dan sektor-sektor rendah karbon,”kata Raven Chua, Kepala Volvo CE untuk Kawasan Asia, Thailand, Laos, dan Indonesia, dikutip dari keterangan resminya kepada Equipment Indonesia pada 17 Juli 2024.

Ia menambahkan, “IKN adalah proyek visioner yang berfungsi sebagai cetak biru global untuk transisi energi yang berkelanjutan, transformasi digital, dan kolaborasi pada pembangunan infrastruktur yang lebih cerdas dan lebih hijau. Jadi, dengan mengutamakan mesin-mesin konstruksi listrik sejak awal dapat memberikan pesan yang kuat.” 

Mesin-mesin listrik Volvo CE telah digunakan di beberapa pembangunan berkelanjutan serupa di tempat-tempat lain, meskipun dalam skala yang lebih kecil. Misalnya, di Denmark, Volvo EC230 Electric terlibat dalam proyek “The Green Construction Site of the Future”, yang juga memiliki ambisi besar untuk menjadi netral CO2 pada tahun 2040.

Mesin-mesin listrik Volvo CE juga digunakan di AS pada proyek-proyek perlindungan alam federal untuk membangun jalur baru di suaka  tersebut.

Baca Juga :  Kisah Sukses L&G Insurance Broker Selesaikan Klaim Asuransi Alat Berat

Saat ini ada dua mesin Volvo CE Electric yang tersedia di Indonesia. Yang pertama adalah Compact Excavator ECR25 Electric, yang dilengkapi dengan alat pengecasan terpasang untuk pengisian daya umum dan rangkaian baterai 20 kWh, yang bisa bekerja selama 3 – 4 jam per pengecasan. 

Mesin kedua adalah Compact Wheel Loader L25 Electric, dengan kapasitas muat bucket 2,1 ton dan kecepatan maksimum 20 km/jam. Alat ini memiliki paket baterai 40 kWh dan diperkirakan bekerja selama 6 hingga 8 jam per pengisian daya.

Kedua mesin listrik itu  bekerja hampi tanpa suara dan nol gas buang sehingga benar-benar meningkatkan kenyamanan operator bebas getaran dan suara bising seperti yang lazim terjadi pada mesin-mesin diesel.

Indonesia sudah menyadari kebutuhan mendesak untuk mengatasi dampak perubahan iklim. Negara ini sudah mengambil langkah-langkah tegas dengan Enhanced Nationally Determined Contribution (Enhanced NDC), yang sejalan dengan tujuan global Perjanjian Paris. Pada tahun 2022, Indonesia meningkatkan target pengurangan emisinya dari 29% menjadi 31,89%. Sumber: Volvo CE