Reed Panorama Exhibitions (RPE) kembali mempertegas eksistesinya dalam industri pertambangan dengan kembali menyelenggarakan pameran dua tahunan Mining and Engineering (M&E) Indonesia 2016 yang dilaksanakan pada 19-21 Oktober 2016 di Jakarta International Expo Kemayoran. Pameran ini digelar berdampingan dengan Indonesia Transport Supply Chain & Logistics (ITSCL) 2016 yang diikuti lebih dari 90 perusahaan dari 10 negara.
Di samping acara eksibisi, M&E Indonesia 2016 juga mengadakan tiga sesi kegiatan konferensi yang dikelola bersama dengan OZMINE, ASPINDO dan PERHAPI dengan tujuan menciptakan peluang bisnis bagi penyedia jasa lokal maupun internasional, mendemonstrasikan produk, teknologi, layanan terbaru serta membangun jaringan dengan profesional industri tambang dari Indonesia dan kawasan sekitarnya.
Indonesia masih diyakini sebagai salah satu pemain kunci industri pertambangan global dengan produksi batubara, tembaga, emas, timah dan nikel yang signifikan dan telah menjadi salah satu eksportir batubara termal terbesar di dunia. Kendati harga komoditas merosot semenjak tahun 2012 dan 2013, namun industri ini terus memberikan keuntungan bagi Indonesia dalam berbagai hal. Pada 2015, industri tambang berkontribusi 4% terhadap total PDB dan 14% pada pendapatan ekspor. Kebutuhan batubara untuk pasar domestik diperkirakan meningkat sejalan dengan program penyediaan listrik 35 GW.
“Pameran ini berperan penting dalam menciptakan peluang yang berpotensi untuk pemain tambang, terutama di kawasan Asia Pasifik dan ASEAN. Meskipun lesu, Indonesia masih dipandang sebagai salah satu tujuan investasi tambang yang paling diminati di kawasan ini. Kami berharap dapat mendukung industri ini dengan menciptakan peluang bisnis pada pameran tersebut,” kata James Boey, General Manager Reed Panorama Exhibitions (RPE)
Acara M&E Indonesia tahun ini menampilkan dua segmen baru: industri energi dan alat berat. Selain itu, pameran kali ini juga menggandeng tiga merek besar sebagai sponsor yakni Dynavis® oleh Evonik Industries AG sebagai Gold Sponsor, Total Oil Indonesia dan AEL Indonesia sebagai Silver Sponsor.
Meski bisnis tambang nasional belum benar-benar pulih, para pelaku industri besar optimistis bahwa usaha tambang akan kembali pulih melalui usaha dan kerjasama dari semua pihak. Carlos Vernet selaku Marketing Manager Dynavis® – Asia Pacific, Evonik Industries AG – misalnya, mengatakan bahwa sektor tambang masih menghadapi tantangan pada 2016 seiring dengan harga komoditas yang belum pulih. Namun, para pelaku industri terus mencari solusi operasional yang hemat.
“Teknologi Dynavis® telah terbukti menjadi salah satu solusinya, dengan menawarkan indeks ukuran kekentalan (viscosity index) dan stabilitas pergeseran (shear stability) pada cairan hidrolik yang menghasilkan penghematan yang signifikan. Kami melihat M&E Indonesia 2016 sebagai ajang yang tepat untuk memperkenalkan Dynavis® ke pasar Indonesia,” ujarnya berpromosi.
ASPINDO memanfaatkan pameran ini untuk menggelar konfrensi bertema “Learn From Experience: Achieving Safety & Environmental Management Award”. Seminar ini membahas dan berbagi ilmu mengenai praktek keamanan dan pengelolaan lingkungan yang baik.
Sementara PERHAPI menggelar konferensi dengan tema “Mining Added Value Policies And Strategies: Gone Today, Here Tomorrow” yang mengajak para pemangku kepentingan mengekspresikan pemikiran serta wawasan untuk memperbaiki peraturan, strategi, kebijakan dan dampaknya pada masa depan industri. Hasilnya adalah memformulasikan sebuah solusi alternatif untuk menciptakan keuntungan kompetitif bagi industri tambang Indonesia.