Permintaan Menurun, Penjualan Kioti Masih Oke

Permintaan mesin-mesin pertanian dan perkebunan tahun ini sedikit mengalami penurunan. Namun, harga komoditas sawit masih tergolong bagus di tengah kondisi harga yang belum pulih sepenuhnya dan penjualan traktor-traktor Kioti tetap bagus – Rendra Nasution, Division Head PT Satrindo Mitra Utama.

Beberapa pelanggan mengamati dari dekat Traktor Kioti yang ditampilkan PT Satrindo Mitra Utama pada pameran Inagritech & Inamarine 2024 di Jakarta International (JI) Expo Kemayoran, Jakarta Pusat, 30–31 Juli 2024. Kredit foto: Dok. Satrindo

Harga komoditas, termasuk kelapa sawit, dalam dua tahun terakhir tidak sebagus periode 2021-2022. Kondisi ini masih diperparah lagi oleh kondisi geopolitik global yang tidak stabil seperti ketegangan antara Amerika Serikat – China, perang Rusia – Ukraina, dan konflik di Timur Tengah yang dipicu oleh perang Israel – Hamas. Persoalan-persoalan tersebut menimbulkan gejolak harga komoditas pertanian yang, pada gilirannya, berdampak pula terhadap penjualan mesin-mesin pertanian dan perkebunan di Indonesia.

Di dalam negeri, terjadi ketidakpastian politik dan ekonomi karena transisi pemerintahan yang berlangsung cukup lama. Kondisi ini membuat para pelaku bisnis, termasuk di sektor-sektor pertanian dan perkebunan, memilih untuk wait and see. Diharapkan situasi politik dan ekonomi semakin stabil setelah pelantikan presiden dan wakil presiden terpilih pada 20 Oktober 2024 nanti.

Demikian benang merah wawancara Majalah Equipment Indonesia dengan Sales Division Head PT Satrindo Mitra Utama, dealer mesin-mesin pertanian brand Kioti, Rendra Nasution dan Global Distributor Business & Manager Daedong Corporation, principal Kioti, Steven Chang, Selasa 30 Juli 2024. Wawancara itu dilakukan di sela-sela pameran Inagritech & Inamarine 2024 yang berlangsung di Jakarta International (JI) Expo Kemayoran, Jakarta Pusat, 30–31 Juli 2024.

Rendra Nasution selaku Division Head PT Satrindo Mitra Utama (keenam dari kiri) berfoto bersama tim Daedong Corporation – principal Kioti – dan pelanggan-pelanggan Kioti pada pameran Inagritech & Inamarine 2024 di Jakarta International (JI) Expo Kemayoran, Jakarta Pusat, 30–31 Juli 2024. Kredit foto: Dok. Satrindo

Menurut Rendra, sapaan Rendra Nasution, permintaan mesin-mesin pertanian dan perkebunan tahun ini sedikit mengalami penurunan. Meskipun, kata dia, harga komoditas sawit masih tergolong bagus di tengah kondisi harga yang belum pulih sepenuhnya. Dia melihat, faktor penyebabnya cukup banyak. Misalnya, masih adanya kampanye hitam terhadap komoditas kelapa sawit oleh Uni Eropa yang membuat permintaannya dari sana mengalami penurunan.

Baca Juga :  Engine off-road D16 - Stage V/Tier 4F Volvo Penta menangkan ‘Engine of the Year Award’

Kampanye hitam itu berbuntut pula pada sedikit menurunnya permintaan alat-alat pertanian dan perkebunan. “Tahun ini, sebenarnya harga komoditas cukup baik. Cuma memang permintaan traktor dalam tahun ini mengalami sedikit penurunan. Cukup banyak faktor penyebabnya. Mulai dari permintaan dari luar negeri yang menurun karena Eropa juga masih black campaign sampai sekarang. Faktor politik dalam negeri juga sedikit mengganggu. Wait and see the new president,” kata Rendra.

Namun begitu, Renda mengakui, penjualan mesin-mesin pertanian PT Satrindo Mitra Utama, seperti traktor Kioti masih tergolong bagus. Dan, meski permintaan sedikit menurun, mereka tetap menyetok barang dalam jumlah yang cukup di gudang mereka yang terletak di kawasan Marunda, Jakarta Utara.

Pada pameran Inagritech & Inamarine 2024 ini, PT Satrindo Mitra Utama menampilkan traktor-traktor Kioti kelas menengah yaitu 45 HP dan 55 HP. Kedua model ini ditampilkan karena paling banyak dibutuhkan pelanggan dan cukup banyak dipakai di perkebunan-perkebunan sawit dan tebu di Indonesia. Dari kedua model tersebut, yang populasinya besar di Indonesia saat ini adalah kelas 45 HP. Jumlahnya bisa mencapai 1.000 unit atau menjadi populasi terbesar dari total 1.700-an unit traktor Kioti yang berada di pasar Indonesia. Kioti kelas 45 HP beroperasi di perkebunan-perkebunan sawit, tebu, dan menjadi unit-unit bantuan pemerintah untuk para petani di Tanah Air.

Sementara traktor Kioti 55 HP atau X55, juga sudah populer di pasar Indonesia. Namun, jumlahnya masih sekitar 300-350 unit. Kebanyakan unit-unit ini beroperasi di perkebunan sawit di wilayah Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur. “Ada beberapa customer kita, salah satunya perusahaan besar di Kalimantan, sudah cukup banyak memakai yang X55 ini,” kata Rendra lagi.

Baca Juga :  Hasilkan Nilai Bisnis Baru, Betolar Manfaatkan Material Sidestream

Ia menjelaskan, traktor Kioti kelas 45 HP maupun 55 HP memiliki sejumlah keunggulan. Keduanya sama-sama efisien dalam konsumsi bahan bakar. Keduanya rata-rata menghabiskan 1,8 sampai 2,4 liter per HM. Ini jauh lebih hemat dibanding brand-brand lain untuk kelas yang sama.

Sementara produktivitasnya tergolong sangat tinggi. Sebab traktor 45 HP dan 55 HP dapat menarik trailer berkapasitas muatan 1,5 sampai dua ton. Sedangkan, traktor kelas-kelas besar seperti 90 HP dan 100 HP bisa menarik trailer berdaya tampung empat sampai lima ton. Dengan daya muat yang tinggi seperti itu, jelas Renda lagi, maka biaya operasionalnya menjadi rendah. Selain itu, traktor-traktor Kioti, kata Rendra, sangat mudah perawatannya. Penampilannya yang minimalis serta penempatan komponen-komponen kunci yang bisa dijangkau dari permukaan tanah memudahkan perawatan rutin.

Keunggulan-keunggulan teknis ini didukung pula oleh layanan purna jual (After Sales Services) yang bagus. PT Satrindo Mitra Utama sebagai dealer terpercaya Daedong Corporation di Indonesia memiliki layanan purna jual yang mumpuni baik dari ketersediaan spare parts (suku cadang) maupun tim teknisi. Suku cadang dan teknisi ditempatkan di kantor pusat di Jakarta dan kantor-kantor cabang mereka yang ada di Jawa, Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi. EI